Sejarah

Fisika merupakan ilmu dasar kedua setelah matematika yang secara esensial dibutuhkan untuk memahami dan menguasai ilmu-ilmu dasar lain, ilmu-ilmu terapan, serta selanjutnya untuk mengembangkan teknologi. Posisi dan status fisika yang sangat strategis tersebut menuntut para fisikawan untuk selalu mengembangkan, menerapkan, dan sekaligus memasyarakatkan ilmu fisika, agar dapat mendorong secara positif perkembangan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia ini. Bumi sebagai tempat hidup manusia dan berbagai makhluk lain, bagi kelestariannya, semakin menuntut tingginya efisiensi terhadap pemanfaatan energi dalam semua macam perwujudannya. Energi merupakan besaran fisika yang secara mutlak sangat dibutuhkan bagi terwujudnya kelestarian kehidupan. Oleh sebab itu fisika dituntut untuk dapat meneliti, menemukan, mengembangkan, mengelola sumber-sumber energi.

Di samping itu segala macam kegiatan umat manusia (baik yang masih agraris maupun yang sudah industris) dan semua proses alamiah (baik yang menyangkut dinamika bumi maupun yang hayati) yang sebagian besar berhubungan erat dengan proses fisika, pengaturan, pengamanan, dan pengelolaannya agar tidak merusak dan tidak ada yang sia-sia atau mubazir, tetapi justru berdayaguna (efisien) dan berhasilguna (efektif) serta berdaya-bangun (konstruktif) bagi kelangsungan hidup semua umat, sebagian besar juga merupakan tanggung-jawab fisikawan. Sedemikian besar tuntutan umat manusia terhadap fisikawan, sedemikian rupa sehingga mau tidak mau Jurusan Fisika FMIPA-UGM diharapkan juga harus mampu ikut memikul sebagian porsi tanggung jawab yang global mendunia atau bahkan universal tersebut. Dalam hal ini, agar kontribusi Jurusan Fisika menjadi signifikan, sumbangan yang berupa pemikiran, penelitian, penemuannya diharapkan dapat menjadi bagian ujung tombak perkembangan fisika. Secara internasional, hal ini adalah tantangan yang cukup berat tetapi bukanlah sesuatu yang mustahil.

Jurusan Fisika FMIPA-UGM yang dibuka pada tahun 1955 dengan hanya beberapa tenaga pengajar dan beberapa mahasiswa, kemudian berkembang dengan pesat hingga terbentuk Laboratorium Fisika Dasar, Laboratorium Fisika Atom dan Inti, Laboratorium Fisika Zat Padat, Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi, serta Laboratorium Getaran dan Gelombang yang kemudian berkembang menjadi Laboratorium Geofisika. Selain laboratorium, Jurusan Fisika juga mempunyai bengkel-bengkel sebagai sarana penunjang, antara lain Bengkel Mekanik, Bengkel Gelas, Bengkel Fotografi, dan Bengkel Reparasi dan Perawatan Instrumentasi.

Berdasar Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, No. 22/DIKTI/Kep/1985 tertanggal 1 Mei 1985, Jurusan Fisika menyelenggarakan tiga Program Studi yaitu Program Studi Fisika, Program Studi Elektronika dan Instrumentasi, serta Program Studi Geofisika. Ketiga program studi tersebut di atas sampai dengan saat ini menghasilkan lulusan / sarjana yang terserap dengan baik oleh masyarakat industri dan lembagalembaga penelitian dan pendidikan, baik negeri maupun swasta. Namun dengan adanya Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0219/U/1995 tertanggal 25 Juli 1995 tentang Kurikulum yang berlaku secara Nasional Program Sarjana Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, di mana Program Studi Elektronika dan Instrumentasi tidak tercantum di dalamnya maka untuk sementara Program Studi Elektronika dan Instrumentasi mulai tahun akademik 1995/1996 tidak menerima mahasiswa baru.

Program Studi dan Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi setelah mendapat persetujuan Jurusan Fisika telah mengajukan proposal pelaksanaan Program D3 Elektronika dan Instrumentasi ke Fakultas. Rapat Senat Fakultas MIPA pada hari Sabtu 23 Mei 1998 telah menerima proposal tersebut dan setelah diperbaiki diteruskan ke UGM. Senat UGM telah menerima usulan tersebut sehingga pada tahun 1999 telah dibuka dan mulai dilaksanakan program D3 Elektronika dan Instrumentasi. Pada tahun 2002, Program D3 ini telah mulai meluluskan mahasiswa.

Selanjutnya pada tahun 2002 Sistem Penerimaaan Mahasiswa Baru (SPMB) telah mencantumkan nama program studi Elektronika dan Instrumentasi dalam daftarnya. Hal ini berarti bahwa mulai tahun akademik 2002/2003 program studi Elektronika dan Instrumentasi akan dimulai lagi.

Setelah melalui penilaian yang dilaksanakan Badan Akreditasi Nasional terhadap Program Studi Fisika, Geofisika serta Elektronika dan Instrumentasi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia memutuskan bahwa ketiga program studi tersebut mendapatkan akreditasi A.

Jurusan Fisika FMIPA UGM juga menyelenggarakan dua program pasca sarjana, yaitu Program S2 (Magister) dan Program S3 (Doktor) dalam bidang Ilmu Fisika yang sejalan dengan upaya menjadikan UGM sebagai research university bertaraf internasional.

Mulai tahun 2009, Program D3 Elektronika dan Instrumentasi secara bertahap dialihkan ke Sokolah Vokasi UGM. Selanjutnya, Program Studi Elektronika dan Instrumentasi mulai tahun 2010 berpindah dari Jurusan Fisika ke Jurusan Ilmu Komputer dan Elektronika.