Pos oleh :

DSSDI UGM

Dosen Departemen Fisika menjadi narasumber kegiatan Workshop Validasi Metode Low-Frequency Passive Seismic yang diselenggarakan oleh Upstream Technology Center Pertamina


Dosen Departemen Fisika Dr. Wiwit Suryanto menjadi narasumber Workshop Validasi Aplikasi Metode Low-Frequency Passive Seismic untuk eksplorasi dan pengembangan lapangan migas yang diselenggarakan oleh Upstream Technology Center (UTC) Pertamina. Workshop diselenggarakan dari tanggal 20 – 23 Februari 2018 di Hotel Ambarukmo Yogyakarta yang pembukaan acaranya dilakukan oleh VP Upstream Technology Center Ibu Sri Budiyani. Metode Low-Frequency Passive Seismic ini telah dikembangkan oleh UTC bersama dengan Tim Passive Seismic yang dikomandoi oleh Dr. H. Wahyudi, M.S. dari Laboratorium Geofisika, Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM sejak tahun 2008 hingga saat ini. Dalam Workshop ini, dilakukan juga simulasi pengukuran passive seismic di daerah gurun pasir yang dalam kesempatan workshop ini disimulasikan di lokasi gumuk pasir Parangkusumo, Kec. Kretek, Kabupaten Bantul Yogyakarta. Hal ini dimaksudkan sebagai sarana persiapan dan ajang mendapatkan pengalaman untuk proyeksi kedepan, yaitu kemungkinan penerapan metode ini di lapangan milik Pertamina yang berada di daerah gurun pasir di Aljazair.
Menurut ketua panitia penyelenggara Workshop, Dr. Alpius Dwi Guntara dari UTC Pertamina, acara ini bertujuan untuk sharing pengalaman antara UTC dan anak perusahaan PT. Pertamina yang telah menerapkan metode passive seismic ini untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungannya dengan kondisi reservoir minyak di bawah permukaan bumi. Dalam kesempatan ini, Dr. Wiwit Suryanto memaparkan secara singkat sejarah penemuan dan penerapan metode passive seismic di dunia, konsep fisika yang mendasari metode passive seismic dan beberapa contoh kasus penerapan metode ini di Indonesia. Lebih jauh diharapkan metode low-frequency passive seismic ini dapat menjadi sebuah kontribusi yang signifikan bagi dunia eksplorasi minyak dan gas di Indonesia, serta dapat membantu meningkatkan rasio kesuksesan penemuan cadangan minyak dan gas bumi di seluruh wilayah Indonesia.